Lelaki Pilihan (30)
Gelap yang kelam akan tiba dengan sendirinya,
Raga dan jiwamu akan lepas sejenak melayang menjadi mimpi,
Kibasan angin gelap merasuk menusuk setiap rona rona kehidupan,
Perlahan namun sengit, menjamahi apa yang ada.
Terlupa sudah memori palsu itu,
Hanya terlewat takkan abadi,
Jiwa luka selalu ditengahi suka,
Inilah dia teratak kasih.
Kelam berubah.
Muram kalah.
Suram tak terjamah.
'Jaka' pilihan
Gubahan jiwaku,
Tiada insan lain yang serupa denganmu.
Kerinduanku melaut,
Alangkah sengsaranya diri ini,
Hidup ini ku lalui penuh gundah duka,
Apabila kita terpaksa berpisah.
Tak kisahlah jauh manapun dirimu berada,
Namun dirimu terus ku genggam kukuh dalam hatiku,
Sekuntum senyumanmu,
Masih ku terpandang pandang,
Akan ku bawa hingga ke akhir hayatku.
Bersama cinta yang terus mekar ku abadikannya,
Untukmu dan hanya dirimu.
Mereka berkata cinta itu merah
Mengalir bersama titisan yang sempurna
Cinta berharga bila sudah tiada
Menjadi sejarah yang mungkin kan dilupa.
Apa warna cinta?
Bila hidup sengketa
Kabur warnanya
Warna warna cinta yang terlukis di hatimu,
Semat pada senyum dan tangismu,
Agar mewarnai jiwamu yang tulus,
Seperti sang pelangi selepas gerimis.
"Mulut" memang boleh tipu semua orang.
Tapi cuma satu yang tak boleh tipu, "Hati.
Sebab hati selalu pendam benda yang betul.
Rindu.
No comments:
Post a Comment